Bulan Satelit Alami Bumi

Bulan Satelit Alami Bumi

Bulan Satelit Alami Bumi – merupakan satelit alami bmi yang menjadi objek pengamatan sejak zaman dahulu. Memiliki diameter sekitar 3.476 km dan menjadi objek terbesar kedua setelah matahari. Memiliki pengaruh yang besar terhadap kehidupan di bumi seperti pengaruh pasang surutnya air laut, pembentukaan tumbuhan, bahkan pengaruh kesehatan manusia.

Pada awalnya orang berpikir bahwa bulan adalah objek yang jauh dan tidak dapat dicapai namun pada tahun 1969 Neil Armstrong dan Buzz Aldrin menjadi manusia yang pertama yang berhasil ke Bulan.

Selama berabad-abad bulan juga menjadi objek yang menabjubkan bagi banyak budaya dan agama di seluruh dunia. Dengan begitu banyak aspek yang berkaitan dengan bulan. Di artikel ini akan membahas tentang bulan. Mari kita Bahas!

Bulan Satelit Alami Bumi

Ciri-ciri

Berikut ini adalah ciri-cirinya.

Ukuran

Bulan berukuran sedikit lebih kecil dari seperempat ukuran bumi. Diameternya berukuran 3.500 kiometer dan dalam nilai modernnya berjarak dari bumi yaitu 384.000 kilometer.

Massa

Kepadatannya secara rata-raata adalah 3,34 gram per sentimeter kubik atau sekitar 60 persen kepadatan bumi. Massa dan Volumenya yaitu 1/8x bumi dan 1/50 dari bumi.

Jarak dari Bumi

Jaraknya adalah sekitar 238.900 mil (384.400 kilometer). Dibandingkan dengan jarak antara planet lain dan bumi, jarak ini terbilang kecil. Dan ini membuat bulan cukup dekat untuk mempengaruhi permukaan laut di bumi, yang membuat pasang surut air laut di bumi.

Permukaan

Sebagian besar permukaannya terbut dari batu, serta memiliki lubang yang disebut kawah. Kawah terbentuk ketika bongkahan batu dan logam meteroit yang menabrak bulan.

Suhu

Di permukaan Bulan di siang hari memiliki suhu rata-rata 107 celcius dan pada malam hari menjadi -153 celcius.

Tidak punya Atmosfer

Bulan tidak memiliki atmosfer sehingga hal inilah yang membuat langit hitam meskipun matahari cerah, beberapa gas seperti helium, hidrogen, argon dan neon. Dan kerapatan permukaa hanya sekitar seperempat triliun dari atmosfer bumi.

Orbit

Bulan memiliki dua gerakan orbit dan rotasi. Bulan mengorbit bumi membutuhkan waktu sekitar waktu 27 hari untuk melakukan satu perjalanan mengelilingi bumi.

Rotasi

Bulan menyelesaikan waktu rotasinya sekitar 27 hari yang dimana waktu yang sama untuk menyelesaikan waktu orbit, ini menjadi sebab kenapa bulan selalu menghadap bumi.

Fase

Fase diawali pada bulan baru, di fase ini terlihat bulan belum terlihat dari bumi. Setelah sekitar satu minggu setelah bulan baru, Bulan akan muncul menyala dan tinggi. Untuk beberapa malam berikutnya Bulan muncul di sore hari dan menunjukkan fraksi iluminasi yang lebih besar. Fase ini disebut antara penuh dan setengah.

Sekitar dua minggu akan terbit Bulan purnama setelah fase penuhnya ini Bulan akan terbit lebih lambat setiap malam. Lalu di kuartal ketiga terjadilah bulan sabit. Dan mengulang lagi ke fase awal yang baru.

BACA JUGA: Perkembangan Teknologi Luar Angkasa

Gerhana

Jalur Bulan sangat dekat dengan jalur matahari dan disebut ekliptika. Pada Bulan baru, Bulaan melintasi langsung bumi dan matahari lalu memberikan bayangannya. Peristiwa ini disebut gerhana matahari.

Selain itu bulan juga bisa berada di antaara matahari dan bulan. Peristiwa ini disebut gerhana bulan. Secara alami gerhana bulan terjadi pada Bulan purnama dan jika Bulan masuk ke dalam bayangan yang dimiliki bumi maka akan disebut gerhana total.

Warna

Bulan memiliki warna yang kelihatannya berubah-ubah. Terkadang kuning, oranye, atau hampir merah, hal ini terjadi karena ketika bulan dekat dengan cakrawala sehingga cahayanya perlu melintasi jalur panjang.

Air di Bulan

Melansir NASA Para ilmuwan juga menemukan bahwa permukaan bulan melepaskan airnya ketika terkena hujan meteoroid mikro. Permukaannya dilindungi oleh lapisan tanah kering beberapa sentimeter yang hanya dapat ditembus oleh meteoroid mikro yang besar.

Ketika meteoroid mikro menghantam permukaan Bulan, sebagian besar materi di kawah menguap. Gelombang kejut membawa cukup energi untuk melepaskan air yang melapisi butiran tanah. Sebagian besar air tersebut dilepaskan ke ruang angkasa.

Pada Oktober 2020, Observatorium Astronomi Inframerah Stratosfer NASA (SOFIA) memastikan, untuk pertama kalinya, adanya air di permukaan terkena sinar matahari di Bulan. Penemuan ini menunjukkan bahwa air mungkin terdistribusi di seluruh permukaan bulan, dan tidak terbatas pada tempat yang dingin dan teduh.

SOFIA mendeteksi molekul air (H2O) di Kawah Clavius, salah satu kawah terbesar yang terlihat dari Bumi, yang terletak di belahan selatan Bulan.

Pengaruh Bulan untuk Kehidupan di Bumi

Pasang Surut Air Laut

Bulan memiliki pengaruh yang pada pasang surut air laut. Saat bulan purnama atau bulan baru, pasang surut air laut akan membuat laut menjadi lebih tinggi dan lebih rendah. Sehingga fenomena ini dapat mempengaruhi aktivitas nelayan, yang dimana pasang surut air laut juga akan mempengaruhi arah angin.

Kegiatan Pertanian

Bulan juga memiliki pengaruh pada kegiatan pertanian. Beberapa petani percaya bahwa fase bulan dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman juga hasil panen. Misalnya, tanaman yang ditanam pada fase bulan purnama atau bulan baru diyakini tumbuh lebih cepat dan menghasilkan hasil panen yang lebih baik.

Pada Kesehatan Manusia

Selain itu, bulan juga memiliki pengaruh pada kesehatan manusia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik dan psikologis manusia dapat dipengaruhi oleh fase bulan. Misalnya, beberapa orang akan mengalami kesulitan tidur atau gangguan emosi selama fase bulan purnama.

Kegiatan Keagamaan

Bulan juga memiliki pengaruh pada kegiatan religius di beberapa budaya. Misalnya, bulan ramadan dalam agama Islam dan Bulan menjadi penanda untuk kapan memulai puasa ramadan. Di sisi lain, bulan purnama di beberapa budaya dianggap sebagai waktu yang baik untuk melakukan ritual atau perayaan.

Fenomena Blood Moon

Bulan Satelit Alami Bumi

Fenomena ini terjadi karena cahaya matahari dipantulkan oleh bumi dan kemudian diteruskan ke arah bulan, karena cahayanya memiliki spektrum tertentu hal inilah yang membuat warnanya berubah. Fenomena ini terjadi pada saat langit tidak tertutup oleh banyak awan.

Blood moon juga memiliki makna simbolis dan spiritual dalam beberapa kebudayaan dan agama, seperti dalam kepercayaan suku Maya di Mesoamerika, kepercayaan Aztec di Meksiko, dan juga dalam Al Quran. Dalam kitab Al Quran, blood moon disebutkan sebagai tanda kebesaran Allah SWT dan sebagai pengingat bagi umat manusia agar senantiasa berintrospeksi diri dan memperbaiki diri supaya mendapat ridho Nya.

Namun, bagi sebagian masyarakat modern, blood moon lebih sering dijadikan sebagai bahan pembicaraan dan munculnya mitos-mitos terkait fenomena ini, seperti ramalan yang mengerikan seperti bencana alam, munculnya alien, hingga pertanda akan terjadinya kiamat.

Bulan sebagai satelit alami bumi, memegang peran penting dalam dinamika sistem tata surya kita. Artikel ini mengupas berbagai aspek Bulan, termasuk pengaruhnya terhadap pasang surut, eksplorasi manusia ke permukaannya, dan kontribusinya terhadap stabilitas rotasi Bumi. Dalam pemahaman lebih mendalam tentang Bulan, para peneliti dapat melacak sejarah dan evolusi tata surya kita.

Upaya eksplorasi masa depan, baik melalui misi manusia maupun penelitian tak berawak, diharapkan dapat memberikan wawasan tambahan tentang asal usul Bulan dan berbagai fenomena alam yang terkait. Kesimpulannya, Bulan bukan hanya objek langit yang indah, tetapi juga sumber pengetahuan berharga untuk memahami lebih baik kompleksitas alam semesta tempat kita berada.

Asad Hibatullah
Asad Hibatullah
Articles: 30

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

×